Kontribusi Ilmuwan Islam Terhadap Perkembangan Sains Dunia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Landasan Teori
Kajian teoritik
Seperti yang sudah kita ketahui diatas, definisi ilmuwan sains adalah sesorang yang melakukan penelitian ilmiah untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmuwan selalu melakukan penelitian dan percobaan untuk mempermudah hidup dan mengetahui hal yang belum diketahui. Ilmuwan Islam juga membawa dampak dan perubahan bagi manusia di seluruh dunia walaupun dulunya belum dirasakan ada perubahan, tetapi sekarang percobaan dan penenlitiannya telah membawa pengaruh dan kontribusi dari berbagai segi, mulai dari fisika sampai filosofi. Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang pesat walaupun sedikit dari ilmuwan orang Islam yang terkenal.
 
Zaman kejayaan Islam telah dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid (786 hingga 809) dengan peresmian Rumah Kebijaksanaan di Baghdad, di mana para sarjana dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang budaya yang berbeda diamanatkan untuk kumpulkan dan terjemahkan semua pengetahuan klasik dunia ke dalam bahasa Arab. Periode ini secara tradisional dikatakan telah berakhir dengan runtuhnya kekhalifahan Abbasiyah karena invasi Mongol dan Pengepungan Baghdad dimana banyak sekali buku yang dibuang ke Sungai Tigrid sampai membuat air sungai menjadi hitam karena tinta dari buku yang dibuang yang terjadi pada tahun 1258 masehi. Beberapa sarjana kontemporer menempatkan akhir Zaman Keemasan Islam pada akhir abad ke 15 hingga 16. Di periode ini merupakan waktu dimana muncul banyak ilmuwan Islam karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh banyaknya karya-karya ilmuwan klasik dan lampau diterjemahkan kedalam Bahasa Arab.

2.2       Tokoh- tokoh Islami
Ibnu-Haitham (965-1039)
Ibnu Haitham dengan nama lengkap Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam, merupakan seorang ilmuwan Muslim yang lahir di Basrah pada tahun 965, dan meninggal di Qahirah pada tahun 1039, pada umur 74 tahun. Ibnu Haitham dikenal di barat dengan nama Alhazen. Ia adalah seorang ilmuwan muslim yang ahli di bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan dan filsafat. Karyanya yang paling berpengaruh dan paling banyak memberi kontribusi adalah Kitab Al Manazir (Book of Optics dalam Bahasa Inggris). Penelitian Ibnu Haitham yang paling memberikan kontribusi pada sains adalah penelitian tentang cahaya / optic, dan telah memberi banyak inspirasi ilmuwan barat, seperti Roger Bacon dan Kepler dalam meciptakan mikroskop dan teleskop.

Perjalanan hidup Ibnu Haitham dimulai dengan saat ia menempuh pendidikannya di Basrah, dan akhirnya diangkat sebagai pegawai pemerintahan di Basrah. Setelah beberapa lama bekerja di pemerintahan. Ibnu Haitham pergi ke Ahwaz dan Mesir dan diperjalanan ia menghasilkan banyak karya tulis yang luar biasa.

           Kecintaannya kepada ilmu pengetahun, telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di Mesir, Haitham melakukan beberapa penyelidikan mengenai aliran sungai Nil, serta menyalin buku – buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.

Ibnu Haitham telah menjadi seo­rang yang mahir dalam bidang sains, falak, mate­matika, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai cara kerja mata manusia, telah menjadi salah satu Referensi yang penting dalam bidang kajian sains di Barat. Teorinya mengenai pengobatan mata masih digunakan hingga saat ini diberbagai Universitas di seluruh dunia.
Karya-karya dan bukunya yang terkenal dan berpengaruh adalah :
1.     al-Jami' fi Ushulul Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
2.     at-Tahlil wat Takrib mengenai ilmu geometri;
3.     Kitab Tahlilul Masa'ilul Adadiyah tentang algebra;
4.     Maqalah fi Istikhraj Simatul Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
5.     Maqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
6.     Risalah fi Sina'atusy Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.

Ibnu Khaldun (1332-1406)
Ibnu Khaldun dengan nama lengkap, Abu Zayd’Abd al-Rahman ibnu Khaldun Al Hadrami, merupakan seorang sejarawan  muslim yang hidup di Tunisia. Menurut Charles Issawi, Ibnu Khaldun adalah sejarawan Arab terbaik, yang mengembangkan salah satu filosofi non religius pertama di dunia, yang terkandung dalam karyanya yaitu Muqadimah. Beliau juga menulis tentang sejarah muslim di Afrika Utara.



Perjalanan hidup Ibnu Khaldun


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Landasan Teori
Kajian teoritik
Seperti yang sudah kita ketahui diatas, definisi ilmuwan sains adalah sesorang yang melakukan penelitian ilmiah untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmuwan selalu melakukan penelitian dan percobaan untuk mempermudah hidup dan mengetahui hal yang belum diketahui. Ilmuwan Islam juga membawa dampak dan perubahan bagi manusia di seluruh dunia walaupun dulunya belum dirasakan ada perubahan, tetapi sekarang percobaan dan penenlitiannya telah membawa pengaruh dan kontribusi dari berbagai segi, mulai dari fisika sampai filosofi. Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang pesat walaupun sedikit dari ilmuwan orang Islam yang terkenal.
 
Zaman kejayaan Islam telah dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid (786 hingga 809) dengan peresmian Rumah Kebijaksanaan di Baghdad, di mana para sarjana dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang budaya yang berbeda diamanatkan untuk kumpulkan dan terjemahkan semua pengetahuan klasik dunia ke dalam bahasa Arab. Periode ini secara tradisional dikatakan telah berakhir dengan runtuhnya kekhalifahan Abbasiyah karena invasi Mongol dan Pengepungan Baghdad dimana banyak sekali buku yang dibuang ke Sungai Tigrid sampai membuat air sungai menjadi hitam karena tinta dari buku yang dibuang yang terjadi pada tahun 1258 masehi. Beberapa sarjana kontemporer menempatkan akhir Zaman Keemasan Islam pada akhir abad ke 15 hingga 16. Di periode ini merupakan waktu dimana muncul banyak ilmuwan Islam karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh banyaknya karya-karya ilmuwan klasik dan lampau diterjemahkan kedalam Bahasa Arab.
2.2       Tokoh- tokoh Islami
Ibnu-Haitham (965-1039)
Ibnu Haitham dengan nama lengkap Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam, merupakan seorang ilmuwan Muslim yang lahir di Basrah pada tahun 965, dan meninggal di Qahirah pada tahun 1039, pada umur 74 tahun. Ibnu Haitham dikenal di barat dengan nama Alhazen. Ia adalah seorang ilmuwan muslim yang ahli di bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan dan filsafat. Karyanya yang paling berpengaruh dan paling banyak memberi kontribusi adalah Kitab Al Manazir (Book of Optics dalam Bahasa Inggris). Penelitian Ibnu Haitham yang paling memberikan kontribusi pada sains adalah penelitian tentang cahaya / optic, dan telah memberi banyak inspirasi ilmuwan barat, seperti Roger Bacon dan Kepler dalam meciptakan mikroskop dan teleskop.
Perjalanan hidup Ibnu Haitham dimulai dengan saat ia menempuh pendidikannya di Basrah, dan akhirnya diangkat sebagai pegawai pemerintahan di Basrah. Setelah beberapa lama bekerja di pemerintahan. Ibnu Haitham pergi ke Ahwaz dan Mesir dan diperjalanan ia menghasilkan banyak karya tulis yang luar biasa.
           Kecintaannya kepada ilmu pengetahun, telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di Mesir, Haitham melakukan beberapa penyelidikan mengenai aliran sungai Nil, serta menyalin buku – buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Ibnu Haitham telah menjadi seo­rang yang mahir dalam bidang sains, falak, mate­matika, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai cara kerja mata manusia, telah menjadi salah satu Referensi yang penting dalam bidang kajian sains di Barat. Teorinya mengenai pengobatan mata masih digunakan hingga saat ini diberbagai Universitas di seluruh dunia.
Karya-karya dan bukunya yang terkenal dan berpengaruh adalah :
1.     al-Jami' fi Ushulul Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
2.     at-Tahlil wat Takrib mengenai ilmu geometri;
3.     Kitab Tahlilul Masa'ilul Adadiyah tentang algebra;
4.     Maqalah fi Istikhraj Simatul Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
5.     Maqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
6.     Risalah fi Sina'atusy Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.
Ibnu Khaldun (1332-1406)
Ibnu Khaldun dengan nama lengkap, Abu Zayd’Abd al-Rahman ibnu Khaldun Al Hadrami, merupakan seorang sejarawan  muslim yang hidup di Tunisia. Menurut Charles Issawi, Ibnu Khaldun adalah sejarawan Arab terbaik, yang mengembangkan salah satu filosofi non religius pertama di dunia, yang terkandung dalam karyanya yaitu Muqadimah. Beliau juga menulis tentang sejarah muslim di Afrika Utara.
Perjalanan hidup Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada zaman Kesultanan Hafid, pada tanggal 27 Mei 1332 dan meninggal di Cairo pada zaman Kesultanan Mamluk, pada tanggal 17 Maret 1406. Kehidupan dari Ibnu Khaldun tercatat dengan baik dalam autobiografinya yang ia tulis  at-Taʻrīf bi-ibn Khaldūn wa-Riḥlatih Gharban wa-Sharqan,  di mana banyak dokumen mengenai hidupnya dikutip kata demi kata. Menurut autobiografinya keluarganya adalah keturunan dari Khaldun, seorang pedagang dari Arab Selatan yang pindah ke Spanyol dalam penaklukan Islam dan tinggal di Sevilla.
 
Selama empat abad berikutnya, keluarga Khaldun memegang posisi administrasi tinggi di dinasti Ummayah,Murabithun, dan Muwahhidun. Pada tahun 1248 sebelum Sevilla dan Cordoba jatuh ke umat Kristen, keluarga Khaldun menyebrang melalui selat Gibraltar ke Sabtah, yang sekarang menjadi Ceuta. Karena banyak pengungsi dari Spanyol dengan tingkat kesenjangan ekonomi yang berbeda dengan penduduk Afrika biasa, maka keluarga Khaldun sekali lagi memegang posisi administasi tinggi di Tunisia. 
Ayah dari Ibnu Khaldun keluar meninggalkan kariernya untuk terjun ke dunia penelitian dan mengabdikan dirinya dalam studi teologi,hokum dan huruf, tetapi pada tahun 1349 wabah hitam mencapai Tunisia dan merenggut nyawa kedua orang tua dari Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun mencatat dengan detail pendidikannya, seperti mencatat buku yang ia baca dan menceritakan yang ia kerjakan kepada gurunya. Beliau juga dikenal sebagai sejarawan, Bapak Sosiologi Islam dan penghafal Al-Quran sejak usia muda. Ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.
Karya-karya dan Kontribusinya terhadap Sains
Salah satu tulisan dari Ibnu Khaldun yang paling menonjol dan masih dipakai sebagai rujukan saat ini adalah Muqaddimah. Ibnu Khaldun menulis Muqaddimah pada tahun 1377. Muqaddimah berisi tentang sosiologi, demografi, dan sejarah kultur. Muqaddimah juga berisi tentang teologi Islam, historiografi, darwinisme social, darwinisme, filsafat sejarah, ekonomi, teori politik, ekologi dan ilmu alam biologi dan kimia.
Ibnu Khaldun pertama kali menjadi perhatian dunia Barat pada tahun 1697, ketika sebuah biografi tentang beliau muncul di Bibliothèque Orientale Barthélemy d'Herbelot de Molainville. Ibnu Khaldun mulai mendapatkan perhatian lebih pada tahun 1806, ketika Silvestre de Sacy's Chrestomathie Arabe memasukkan biografinya bersama dengan terjemahan bagian Muqaddimah sebagai Prolegomena. Pada tahun 1816, de Sacy kembali menerbitkan sebuah biografi dengan deskripsi yang lebih rinci tentang Prolegomena. Rincian lebih lanjut tentang sebagian terjemahan Prolegomena muncul selama bertahun-tahun sampai edisi bahasa Arab yang lengkap diterbitkan pada tahun 1858. Sejak saat itu, karya Ibnu Khaldun telah dipelajari secara luas di dunia Barat dengan minat khusus.
Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya :
1.     at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya)
2.     Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-‘ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis)
3.     Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
Menurut Ibnu Khaldun, ketika ada suatu lingkungan yang kondusif untuk melakukan spesialisasi, maka sebaiknya pengusaha didorong untuk melakukan perdagangan dan produksi lebih lanjut. Dengan spesialisasi, seseorang bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dari usahanya.
Ibnu Khaldun menganggap pekerja dan pengusaha sebagai pelaku ekonomi yang dihormati dalam masyarakat. Keduanya mencoba untuk memaksimalkan kegiatan mereka untuk mendapatkan upah dan laba. Baginya, keuntungan adalah motif utama dalam kewirausahaan, sebab, dengan meraih banyak keuntungan diharapkan produksi bisa diperluas.
Ibnu Khaldun memuji prakarsa para pengusaha dalam kegiatan produktif mereka dan mereka pantas mendapat keuntungan dari usaha mereka yang berisiko. Bahkan Karl Marx dan David Ricardo kurang bisa memahami hal tersebut.
Ibnu Sina (980-1037)
Ibnu Sina dengan nama lengkap Abū ʿAlī al-Ḥusayn ibn ʿAbd Allāh ibn Sīnā  atau yang di barat dikenal dengan nama Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia. Beliau dikenal di seluruh dunia karena karyanya yaitu  al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang menjadi rujukan di dunia kedokteran selama berabad-abad, sehingga beliau dijuluki “Bapak Kedokteran Modern”
Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Bukhara (sekarang menjadi Uzbekistan) dan meninggal pada tahun 1037 di Hamadan,Iran. Beliau adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi At Tibb).
IbnuSina lahir di Afsana, sebuah desa didekat Bukhara, ibukota Samaniyyah, dinasti Persia di Asia Tengah. Menurut otobiografinya, Ibnu Sina telah hafal seluruh Quran pada usia 10 tahun. Ia belajar aritmetika India dari pedagang sayur India Mahmoud Massahi dan ia mulai belajar lebih banyak dari seorang sarjana yang memperoleh nafkah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengajar anak muda. Dia juga belajar Fiqih (hukum Islam) di bawah asuhan Sunni Hanafi sarjana Ismail al-Zahid. Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles, yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya.
Janji pertama Ibnu Sina adalah bahwa emir Nuh II yang berhutang padanya untuk pemulihan dari penyakit berbahaya (997), Ibnu Sina berhasil mendapat akses ke perpustakaan kerajaan Samaniyah. Saat dinasti Samanid berakhir pada bulan Desember 1004, Ibnu Sina menolak tawaran dari Mahmud dari Ghazni dan menuju kearah Barat ke Urgench di Turkmenistan modern, di mana wazir, dianggap sebagai teman sarjana, memberinya uang saku bulanan yang kecil. Ibnu Sina lalu mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan. Ibnu Sina sekarang terserang penyakit parah, tetapi akhirnya di Gorgan, dekat Laut Kaspia, Ibnu Sina bertemu dengan seorang teman yang membeli sebuah rumah di dekat rumahnya sendiri di mana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa risalah Ibnu Sina ditulis untuk pelindung ini dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga ditulis saat ia menetap di Hyrcania.
Ibnu Sina kemudian menetap di Rey, di sekitar Teheran modern, sekitar 30 karya telah disusun oleh Ibnu Sina di Rey. Kemudian 12 atau 10 tahun sisa hidup Ibnu Sina digunakan dalam pelayanan dari Kakuyid penguasa Muhammad bin Rustam Dushmanziyar (juga dikenal sebagai Ala al-Dawla), yang ia dampingi sebagai dokter, sastra, dan penasihat ilmiah, bahkan dalam berbagai kampanye nya .
Selama tahun ini ia mulai belajar hal-hal sastra dan filologi. Sebuah kolik parah, yang menangkap dia di barisan tentara terhadap Hamadan, diperiksa oleh obat sehingga kekerasan yang Ibnu Sina nyaris tak bisa berdiri. Pada kesempatan yang sama penyakit itu kembali, dengan kesulitan ia mencapai Hamadan, di mana, menemukan penyakit mendapatkan tanah, ia menolak untuk mengikuti rejimen yang dikenakan, dan mengundurkan diri dirinya untuk nasibnya.
Teman-temannya menyarankan dia untuk memperlambat dan mengambil hidup cukup. Dia menolak, bagaimanapun, menyatakan bahwa:. "Saya lebih memilih hidup yang pendek dengan lebar untuk satu sempit dengan panjang" Pada penyesalan ranjang kematiannya menangkapnya; ia memberikan barang nya pada orang miskin, dipulihkan keuntungan yang tidak adil, membebaskan budak, dan membaca Al-Quran setiap tiga hari sampai kematiannya. Ia meninggal pada Juni 1037, pada tahun kelima puluh kedelapan, dalam bulan Ramadan dan dimakamkan di Hamadan, Iran.
Karya-karya Ibnu Sina
Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal di antara lain:
·       Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
·       Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu Pengetahuan)
·       An Najat
·       Mantiq Al Masyriqin (Logika Timu)
Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :
·       Hayy ibn Yaqzhan
·       Risalah Ath-Thair
·       Risalah fi Sirr Al-Qadar
·       Risalah fi Al- 'Isyq
·       Tahshil As-Sa'adah
Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :
·       Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
·       Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
·       Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah
2.3       Faktor Penyebab
Banyaknya ilmuwan Islam bermunculan pada abad pertengahan khususnya pada masa Golden Age of Islam seperti disebutkan pada landasan teori hal itu disebabkan oleh banyaknya buku dari ilmuwan terdahulu yang diterjemahkan ke Bahasa Arab, sehingga ilmuwan Islam bisa mempelajari buku-buku itu dan membuat penemuannya sendiri.
            Berbeda dengan kondisi sekarang dulu Timur Tengah merupakan tempat pusat ilmu pengetahuan, contohnya Baghdad. Baghdad terletak di sepanjang Sungai Tigris, kota ini didirikan pada abad ke-8 dan menjadi ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Dalam waktu singkat sejak permulaannya, Baghdad berkembang menjadi pusat budaya, komersial, dan intelektual yang signifikan bagi dunia Islam. Berbeda dengan sekarang yang menjadi zona perang.
            Pada masa Golden Age of Islam perkembangan ilmu pengetahuan telah membuat peradaban Islam menjadi pusat pembelajaran untuk orang di seluruh dunia, karena itu terdapat banyak kota-kota yang menjadi pusat pembelajaran.  Cordoba merupakan pusat pembelajaran ilmu pengetahuan di Al-Andalus dimana perpustakaan kerajaannya memiliki 500.000 volume buku, sehingga banyak orang Eropa yang menuntut ilmu di kota dan universitas Islam dan kemudian membawa ilmunya ke Eropa.
            Lingkungan di kota-kota maju juga baik dengan adanya taman-taman yang berisi tanaman hijau yang membuat lingkungan menjadi asri cocok untuk menjadi tempat bagi seseorang untuk tafakur. Di taman terdapat air mancur yang meruapakan sumber kekayaan, karena air merupakan hal yang langka, sehingga orang yang memiliki air mancur akan dipandang kedudukannya lebih tinggi dan lebih kaya.
 
            Universitas dalam Bahasa Arab adalah Jami’ah dan salah satu sebutan untuk masjid dalam Bahasa Arab adalah Jami. Di peradaban Muslim, banyak ulama memandang bahwa ilmu dan iman saling berhubungan. Beberapa sekolah yang melekat ke masjid di peradaban Muslim dianggap sebagai universitas tertua di dunia. Barulah pada tahun 1066 berdiri madrasah pertama, sekolah yang terpisah dari Masjid di Baghdad
            Anak-anak pun, mulai bersekolah pada umur 6 tahun dan Pendidikan di peradaban Muslim itu gratis dan beberapa murid diberi buku,uang saku, dan kamar di asrama, sehingga pada akhir abad ke 9 hampir semua masjid memiliki sekolah dasar untuk anak laki-laki dan perempuan.
 
Siswa-siswa Eropa berkelana ke dan dari kota-kota Muslim untuk kuliah, belajar Bahasa Arab, serta turut menyebarkan ilmu-ilmu, gagasan, dan gaya khas Islam, dan karena inilah banyak ilmuwan-ilmuwan Eropa sebenarnya terinspirasi dari ilmuwan-ilmuwan Islam.
 
Atas dasar inilah peradaban Islam bisa menghasilkan ilmuwan-ilmuwan Islam dengan penemuannya dan penelitiannya yang mengharumkan nama Islam dan juga memberi manfaat bagi orang-orang diseluruh dunia berkat penelitiannya.
2.4       Pengaruh Perkembangan Islam
Seperti yang kita ketahui diatas, berkat perkembangan ilmu pengetahuan ilmuwan Muslim, banyak orang Eropa yang belajar di universitas dan langsung belajar dari  ilmuwan Muslim, kemudian membawa gagasan, ilmu dan gaya hidup Islam ke Eropa, sehingga banyak Ilmuwan Eropa mendapat inspirasi dan belajar dari ilmuwan-ilmuwan Islam, jadi ilmuwan Islam membawa dampak yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa dan dunia.
Perkembangan Islam juga disertai dengan peperangan seperti pertempuran Guadalete, pertempuran Yarmouk, pertempuran Mu’tah, dll. Hal itu membuat daerah kekuasaan Khalifah Muslim lebih luas dan bisa menyebarkan Agama Islam ke segala tempat yang akhirnya juga menyebarkan ilmu pengetahuan Islam.
Pengaruh ilmuwan Islam mencakup banyak sekali bidang, mulai dari filosofi sampai astronomi, contohnya Ibnu Sina dalam bidang kesehatan, Ibnu Haitham dalam bidang optic dan Al-Kindi dalam bidang filosofi. Jadi sepertinya dunia tidak akan sama tanpa pengaruh ilmuwan-ilmuwan Islam, maka kita harus berterima kasih dan menghargai  hasil kerjanya.
                                                               

 
Ayah dari Ibnu Khaldun
keluar meninggalkan kariernya untuk terjun ke dunia penelitian dan mengabdikan dirinya
dalam studi teologi,hokum dan huruf, tetapi pada tahun 1349 wabah hitam
mencapai Tunisia dan merenggut nyawa kedua orang tua dari Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun mencatat dengan detail pendidikannya, seperti mencatat buku yang ia baca dan menceritakan yang ia kerjakan kepada gurunya. Beliau juga dikenal sebagai sejarawan, Bapak Sosiologi Islam dan penghafal Al-Quran sejak usia muda. Ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.

Karya-karya dan Kontribusinya terhadap Sains
Salah satu tulisan dari Ibnu Khaldun yang paling menonjol dan masih dipakai sebagai rujukan saat ini adalah Muqaddimah. Ibnu Khaldun menulis Muqaddimah pada tahun 1377. Muqaddimah berisi tentang sosiologi, demografi, dan sejarah kultur. Muqaddimah juga berisi tentang teologi Islam, historiografi, darwinisme social, darwinisme, filsafat sejarah, ekonomi, teori politik, ekologi dan ilmu alam biologi dan kimia.
Ibnu Khaldun pertama kali menjadi perhatian dunia Barat pada tahun 1697, ketika sebuah biografi tentang beliau muncul di Bibliothèque Orientale Barthélemy d'Herbelot de Molainville. Ibnu Khaldun mulai mendapatkan perhatian lebih pada tahun 1806, ketika Silvestre de Sacy's Chrestomathie Arabe memasukkan biografinya bersama dengan terjemahan bagian Muqaddimah sebagai Prolegomena. Pada tahun 1816, de Sacy kembali menerbitkan sebuah biografi dengan deskripsi yang lebih rinci tentang Prolegomena. Rincian lebih lanjut tentang sebagian terjemahan Prolegomena muncul selama bertahun-tahun sampai edisi bahasa Arab yang lengkap diterbitkan pada tahun 1858. Sejak saat itu, karya Ibnu Khaldun telah dipelajari secara luas di dunia Barat dengan minat khusus.

Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya :
1.     at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya)
2.     Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-‘ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis)
3.     Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
Menurut Ibnu Khaldun, ketika ada suatu lingkungan yang kondusif untuk melakukan spesialisasi, maka sebaiknya pengusaha didorong untuk melakukan perdagangan dan produksi lebih lanjut. Dengan spesialisasi, seseorang bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dari usahanya.
Ibnu Khaldun menganggap pekerja dan pengusaha sebagai pelaku ekonomi yang dihormati dalam masyarakat. Keduanya mencoba untuk memaksimalkan kegiatan mereka untuk mendapatkan upah dan laba. Baginya, keuntungan adalah motif utama dalam kewirausahaan, sebab, dengan meraih banyak keuntungan diharapkan produksi bisa diperluas.
Ibnu Khaldun memuji prakarsa para pengusaha dalam kegiatan produktif mereka dan mereka pantas mendapat keuntungan dari usaha mereka yang berisiko. Bahkan Karl Marx dan David Ricardo kurang bisa memahami hal tersebut.

Ibnu Sina (980-1037)
Ibnu Sina dengan nama lengkap Abū ʿAlī al-Ḥusayn ibn ʿAbd Allāh ibn Sīnā  atau yang di barat dikenal dengan nama Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia. Beliau dikenal di seluruh dunia karena karyanya yaitu  al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang menjadi rujukan di dunia kedokteran selama berabad-abad, sehingga beliau dijuluki “Bapak Kedokteran Modern”
Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Bukhara (sekarang menjadi Uzbekistan) dan meninggal pada tahun 1037 di Hamadan,Iran. Beliau adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina lahir di Afsana, sebuah desa didekat Bukhara, ibukota Samaniyyah, dinasti Persia di Asia Tengah. Menurut otobiografinya, Ibnu Sina telah hafal seluruh Quran pada usia 10 tahun. Ia belajar aritmetika India dari pedagang sayur India Mahmoud Massahi dan ia mulai belajar lebih banyak dari seorang sarjana yang memperoleh nafkah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengajar anak muda. Dia juga belajar Fiqih (hukum Islam) di bawah asuhan Sunni Hanafi sarjana Ismail al-Zahid. Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles, yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya.
Janji pertama Ibnu Sina adalah bahwa emir Nuh II yang berhutang padanya untuk pemulihan dari penyakit berbahaya (997), Ibnu Sina berhasil mendapat akses ke perpustakaan kerajaan Samaniyah. Saat dinasti Samanid berakhir pada bulan Desember 1004, Ibnu Sina menolak tawaran dari Mahmud dari Ghazni dan menuju kearah Barat ke Urgench di Turkmenistan modern, di mana wazir, dianggap sebagai teman sarjana, memberinya uang saku bulanan yang kecil. Ibnu Sina lalu mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan. Ibnu Sina sekarang terserang penyakit parah, tetapi akhirnya di Gorgan, dekat Laut Kaspia, Ibnu Sina bertemu dengan seorang teman yang membeli sebuah rumah di dekat rumahnya sendiri di mana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa risalah Ibnu Sina ditulis untuk pelindung ini dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga ditulis saat ia menetap di Hyrcania.
Ibnu Sina kemudian menetap di Rey, di sekitar Teheran modern, sekitar 30 karya telah disusun oleh Ibnu Sina di Rey. Kemudian 12 atau 10 tahun sisa hidup Ibnu Sina digunakan dalam pelayanan dari Kakuyid penguasa Muhammad bin Rustam Dushmanziyar (juga dikenal sebagai Ala al-Dawla), yang ia dampingi sebagai dokter, sastra, dan penasihat ilmiah, bahkan dalam berbagai kampanye nya .
Selama tahun ini ia mulai belajar hal-hal sastra dan filologi. Sebuah kolik parah, yang menangkap dia di barisan tentara terhadap Hamadan, diperiksa oleh obat sehingga kekerasan yang Ibnu Sina nyaris tak bisa berdiri. Pada kesempatan yang sama penyakit itu kembali, dengan kesulitan ia mencapai Hamadan, di mana, menemukan penyakit mendapatkan tanah, ia menolak untuk mengikuti rejimen yang dikenakan, dan mengundurkan diri dirinya untuk nasibnya.
Teman-temannya menyarankan dia untuk memperlambat dan mengambil hidup cukup. Dia menolak, bagaimanapun, menyatakan bahwa:. "Saya lebih memilih hidup yang pendek dengan lebar untuk satu sempit dengan panjang" Pada penyesalan ranjang kematiannya menangkapnya; ia memberikan barang nya pada orang miskin, dipulihkan keuntungan yang tidak adil, membebaskan budak, dan membaca Al-Quran setiap tiga hari sampai kematiannya. Ia meninggal pada Juni 1037, pada tahun kelima puluh kedelapan, dalam bulan Ramadan dan dimakamkan di Hamadan, Iran.
Karya-karya Ibnu Sina
Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal di antara lain:
·       Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
·       Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu Pengetahuan)
·       An Najat
·       Mantiq Al Masyriqin (Logika Timu)
Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :
·       Hayy ibn Yaqzhan
·       Risalah Ath-Thair
·       Risalah fi Sirr Al-Qadar
·       Risalah fi Al- 'Isyq
·       Tahshil As-Sa'adah
Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :
·       Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
·       Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
·       Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah

2.3       Faktor Penyebab
Banyaknya ilmuwan Islam bermunculan pada abad pertengahan khususnya pada masa Golden Age of Islam seperti disebutkan pada landasan teori hal itu disebabkan oleh banyaknya buku dari ilmuwan terdahulu yang diterjemahkan ke Bahasa Arab, sehingga ilmuwan Islam bisa mempelajari buku-buku itu dan membuat penemuannya sendiri.

            Berbeda dengan kondisi sekarang dulu Timur Tengah merupakan tempat pusat ilmu pengetahuan, contohnya Baghdad. Baghdad terletak di sepanjang Sungai Tigris, kota ini didirikan pada abad ke-8 dan menjadi ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Dalam waktu singkat sejak permulaannya, Baghdad berkembang menjadi pusat budaya, komersial, dan intelektual yang signifikan bagi dunia Islam. Berbeda dengan sekarang yang menjadi zona perang.
            Pada masa Golden Age of Islam perkembangan ilmu pengetahuan telah membuat peradaban Islam menjadi pusat pembelajaran untuk orang di seluruh dunia, karena itu terdapat banyak kota-kota yang menjadi pusat pembelajaran.  Cordoba merupakan pusat pembelajaran ilmu pengetahuan di Al-Andalus dimana perpustakaan kerajaannya memiliki 500.000 volume buku, sehingga banyak orang Eropa yang menuntut ilmu di kota dan universitas Islam dan kemudian membawa ilmunya ke Eropa.
            Lingkungan di kota-kota maju juga baik dengan adanya taman-taman yang berisi tanaman hijau yang membuat lingkungan menjadi asri cocok untuk menjadi tempat bagi seseorang untuk tafakur. Di taman terdapat air mancur yang meruapakan sumber kekayaan, karena air merupakan hal yang langka, sehingga orang yang memiliki air mancur akan dipandang kedudukannya lebih tinggi dan lebih kaya.
 
            Universitas dalam Bahasa Arab adalah Jami’ah dan salah satu sebutan untuk masjid dalam Bahasa Arab adalah Jami. Di peradaban Muslim, banyak ulama memandang bahwa ilmu dan iman saling berhubungan. Beberapa sekolah yang melekat ke masjid di peradaban Muslim dianggap sebagai universitas tertua di dunia. Barulah pada tahun 1066 berdiri madrasah pertama, sekolah yang terpisah dari Masjid di Baghdad.
 
            Anak-anak pun, mulai bersekolah pada umur 6 tahun dan Pendidikan di peradaban Muslim itu gratis dan beberapa murid diberi buku,uang saku, dan kamar di asrama, sehingga pada akhir abad ke 9 hampir semua masjid memiliki sekolah dasar untuk anak laki-laki dan perempuan.
 
Siswa-siswa Eropa berkelana ke dan dari kota-kota Muslim untuk kuliah, belajar Bahasa Arab, serta turut menyebarkan ilmu-ilmu, gagasan, dan gaya khas Islam, dan karena inilah banyak ilmuwan-ilmuwan Eropa sebenarnya terinspirasi dari ilmuwan-ilmuwan Islam.
 
Atas dasar inilah peradaban Islam bisa menghasilkan ilmuwan-ilmuwan Islam dengan penemuannya dan penelitiannya yang mengharumkan nama Islam dan juga memberi manfaat bagi orang-orang diseluruh dunia berkat penelitiannya.

2.4       Pengaruh Perkembangan Islam
Seperti yang kita ketahui diatas, berkat perkembangan ilmu pengetahuan ilmuwan Muslim, banyak orang Eropa yang belajar di universitas dan langsung belajar dari  ilmuwan Muslim, kemudian membawa gagasan, ilmu dan gaya hidup Islam ke Eropa, sehingga banyak Ilmuwan Eropa mendapat inspirasi dan belajar dari ilmuwan-ilmuwan Islam, jadi ilmuwan Islam membawa dampak yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa dan dunia.

Perkembangan Islam juga disertai dengan peperangan seperti pertempuran Guadalete, pertempuran Yarmouk, pertempuran Mu’tah, dll. Hal itu membuat daerah kekuasaan Khalifah Muslim lebih luas dan bisa menyebarkan Agama Islam ke segala tempat yang akhirnya juga menyebarkan ilmu pengetahuan Islam.
Pengaruh ilmuwan Islam mencakup banyak sekali bidang, mulai dari filosofi sampai astronomi, contohnya Ibnu Sina dalam bidang kesehatan, Ibnu Haitham dalam bidang optic dan Al-Kindi dalam bidang filosofi. Jadi sepertinya dunia tidak akan sama tanpa pengaruh ilmuwan-ilmuwan Islam, maka kita harus berterima kasih dan menghargai  hasil kerjanya.
                                                               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cita Citaku

Sinopsis "menjadi blogger ternama"

PENGALAMAN MPLS SMP LABSCHOOL JAKARTA